Iklim daerah tropis
Secara
geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik
rasi bintang Cancer dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang
Utara dan 23°27’ Lintang Selatan. Meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia
Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan
Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut
Koeppen (1930) daerah tropis adalah wilayah yang terletak di antara garis
isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara keseluruhan mencakup 30 %
dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di daerah
tropis (Indriyanto, 2006).
Hutan
hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah
menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi
klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata
temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan
rata-rata kelembapan udara 80 %( Indriyanto, 2006).
Tipe
ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan
B (menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa
tipe ekosistem tersebut berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang
memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang
baik, dan terletak jauh dari pantai (Indriyanto, 2006)
Tegakan
hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman
spesies tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi.
Jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak
dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan
hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 240
spesies Steven, 1988).
Hutan
alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies
tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk
golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis
seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah
lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak
dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek
hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan
(Steven, 1988).
Tajuk
pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan
yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya
rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat
menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi
semak untuk berkembang di bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan
yang telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh di bawah naungan(Steven, 1988)
Itu
semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum
yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan
hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen
vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di
hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi
tumbuh-tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan
semak yang ada dalam hutan adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara
baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon
A. Tipe
Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
Menurut
ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi
tiga zona atau wilayah sebagai berikut.
1. Zona
1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat
0 -1.000 m dari permukaan laut.
2. Zona
2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian
tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona
3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian
tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
1. Zona
Hutan Hujan Bawah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan,
Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di
pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak
terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus
Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan
demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies
pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain
dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta
pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera (Weidelt, H. J, 1995).
Pada
ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon
anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta
spesies-spesies pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan
bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian, merupakan hutan campuran yang didominasi
oleh spesies pohon Palaquium spp., Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros
spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan
merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota famili
Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.)( Weidelt, H. J,
1995).
2. Zona
Hutan Hujan Tengah
Penyebaran
tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi,
sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis,
Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.
Di
beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh
dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah
terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa
daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat
kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah
Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan
pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota famili
Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian
tempat 1.200 m dpl.
PUSTAKA
:
Soerianegara,
I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusmana
& Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Indriyanto,
2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Richard
& Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
Arief,
A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia Jakarta.
Weidelt,
H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk
Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
Whitmore,
T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford
University Press, Oxford.
No comments