Penelitian menemukan bahwa aspirin setiap hari dikaitkan dengan angka kematian yang lebih tinggi pada orang lanjut usia
Latar belakang
Uji coba ASPREE dilakukan antara tahun 2010 dan 2014 dan melibatkan lebih dari 19.000 peserta yang berusia di atas 70 tahun, setengah di antaranya menerima dosis harian aspirin 100 mg, sementara separuh lainnya menerima plasebo. Uji coba ini menyelidiki apakah dosis aspirin setiap hari akan meningkatkan umur sehat atau bebas cacat pada orang dewasa yang berusia lebih dari 70 tahun. Para peserta direkrut dari Amerika Serikat dan Australia dari lingkungan komunitas.
Tujuan utama dari uji klinis ini adalah untuk menilai kelangsungan hidup bebas disabilitas, yang pada dasarnya mencakup tidak adanya demensia dan disabilitas fisik persisten lainnya yang menurunkan umur seseorang. Uji klinis melaporkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok plasebo dalam hal titik akhir primer. Namun, kematian lebih tinggi pada kelompok aspirin dibandingkan pada kelompok plasebo. Namun, penyebab spesifik dari tingginya angka kematian pada kelompok aspirin belum diteliti.
Tentang penelitian
Dalam penelitian ini, para peneliti memeriksa data akhir sekunder, yang terdiri dari kejadian demensia, cacat fisik, atau kematian. Uji coba ini melakukan tindak lanjut melalui pemeriksaan telepon triwulanan dan kunjungan langsung tahunan, yang pada saat itu rekam medis juga diperiksa. Kegagalan dalam melakukan kontak dengan peserta, diikuti dengan kontak dengan kerabat terdekat dan pemeriksaan catatan kesehatan, digunakan untuk mengidentifikasi kematian.
Setelah konfirmasi kematian peserta, informasi klinis yang relevan diperoleh dari rumah sakit, dokter, rumah perawatan, atau panti jompo, dengan informasi yang dikumpulkan termasuk catatan kemajuan dari rumah sakit, laporan pemulangan, laporan otopsi, dan informasi dari anggota keluarga. Penyebab kematian ditentukan setelah pemeriksaan menyeluruh terhadap informasi ini dan menggunakan Revisi Kesepuluh Klasifikasi Statistik Penyakit Internasional (ICD-10).
Penyebab kematian proksimal juga ditentukan secara independen untuk setiap kasus kematian, dan kematian terkait kanker ditabulasikan. Data dianalisis, dan model bahaya proporsional Cox digunakan untuk menghitung rasio bahaya kematian terkait penyebab tertentu dan kematian akibat sebab apa pun, yang kemudian dibandingkan antara kelompok pengobatan dan kelompok plasebo. Selanjutnya dilakukan analisis post-hoc untuk menjelaskan penyebab kematian secara spesifik.
Hasil
Hasilnya melaporkan bahwa angka kematian karena semua penyebab lebih tinggi di antara orang dewasa sehat di atas usia 70 tahun yang diberi aspirin dosis 100 mg setiap hari selama uji coba ASPREE. Selain itu, penyebab kematian di antara orang dewasa ini terutama adalah kanker.
Dari 1.052 kematian yang terjadi dalam penelitian ini, 558 diantaranya terjadi pada kelompok pengobatan aspirin. Tingkat kematian yang lebih tinggi pada kelompok pengobatan dibandingkan dengan kelompok plasebo, terutama disebabkan oleh kematian terkait kanker. Kurva kejadian kematian terkait kanker dan semua penyebab kematian ditemukan serupa pada kelompok aspirin dan plasebo selama tiga tahun pertama, setelah itu kurva kematian terkait kanker dan kematian karena sebab apa pun ditemukan berbeda pada kelompok tersebut. kelompok aspirin.
Namun, hasil yang berbeda telah dilaporkan oleh penelitian yang memiliki data meta-analisis dari uji klinis pencegahan serupa lainnya. Studi-studi tersebut menemukan bahwa pengobatan aspirin secara terus-menerus selama empat hingga lima tahun menunjukkan efek perlindungan terhadap kematian terkait kanker. Tingkat metastasis di antara kelompok yang diobati dengan aspirin juga ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang menerima plasebo.
Selain itu, walaupun aspirin telah diketahui mempengaruhi banyak jalur molekuler dan seluler yang terlibat dalam perkembangan dan perkembangan kanker, serta metastasis, dasar biologis yang melaluinya aspirin mempercepat atau menunda kanker masih belum jelas.
Para peneliti percaya bahwa meskipun populasi penelitian yang besar merupakan keuntungan dalam mengidentifikasi penyebab proksimal dan penyebab kematian, tindak lanjut yang singkat dapat mencegah observasi hasil konklusif mengenai manfaat pengobatan aspirin.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa semua penyebab kematian dan tingkat kematian terkait kanker lebih tinggi di antara orang dewasa dalam uji klinis ASPREE yang diobati dengan aspirin dosis harian 100 mg dibandingkan dengan kelompok plasebo. Namun, hasil ini berbeda dengan uji klinis serupa sebelumnya, yang menyoroti bahwa temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Journal reference:
McNeil, J. J., Nelson, M. R., Woods, R. L., Lockery, J. E., Wolfe, R., Reid, C. M., Kirpach, B., Shah, R. C., Ives, D. G., Storey, E., Ryan, J., Tonkin, A. M., Newman, A. B., Williamson, J. D., Margolis, K. L., Ernst, M. E., Abhayaratna, W. P., Stocks, N., Fitzgerald, S. M., & Orchard, S. G. (2018). Effect of Aspirin on All-Cause Mortality in the Healthy Elderly. New England Journal of Medicine, 379(16), 1519–1528. DOI: 10.1056/NEJMoa1803955, https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1803955
No comments