Breaking News

Perubahan fungsional otak terkait dengan paparan depresi

Dalam studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open, para peneliti mengeksplorasi bagaimana aspek struktural dan fungsional otak, seperti yang terlihat melalui neuroimaging, berbeda antara individu dengan paparan depresi yang tinggi sepanjang hidup mereka dan individu yang sehat.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa paparan terhadap depresi mungkin berhubungan dengan perubahan fungsional, dengan variasi yang terlihat berdasarkan definisi depresi yang digunakan.

Latar belakang

Depresi atau gangguan depresi mayor (MDD), yang berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan, kehilangan minat, dan suasana hati yang buruk dan dapat mempengaruhi lebih dari 10% orang selama hidup mereka, dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang sekaligus meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit. melukai diri sendiri dan bunuh diri.

Upaya untuk memahami dasar neurobiologis dari depresi dapat meningkatkan pengobatan bagi orang yang mengalami masalah yang menantang ini.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa MDD dapat mengurangi volume hipokampus dan meningkatkan aktivitas amigdala, terutama selama tugas-tugas emosional. Namun, meta-analisis menunjukkan kurangnya konvergensi antar penelitian dan kecilnya ukuran efek yang mungkin disebabkan oleh variabilitas dalam definisi depresi yang diterapkan.

Tampaknya beberapa perubahan otak mungkin merupakan faktor predisposisi MDD atau konsekuensi dari diagnosis dan pengobatannya, namun penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah perubahan ini terus-menerus terjadi dan apakah depresi dapat memengaruhi fungsi dan struktur otak seseorang di kemudian hari. kehidupan.


Tentang penelitian

Dalam studi ini, peneliti menggunakan enam kriteria berbeda yang digunakan untuk menentukan paparan depresi seumur hidup, yaitu depresi yang dilaporkan sendiri, pencarian bantuan untuk depresi, penggunaan antidepresan, dua definisi dari literatur klinis, dan satu definisi berdasarkan skor wawancara diagnostik.

Untuk dimasukkan dalam penelitian ini, individu harus memenuhi setidaknya satu dari enam kriteria ini dan kemudian dikelompokkan menjadi enam kelompok tergantung pada berapa banyak kriteria yang mereka penuhi. Hal ini memastikan bahwa setiap peserta hanya merupakan bagian dari satu kelompok dan tidak ada tumpang tindih.

Kelompok-kelompok ini kemudian dicocokkan dengan kelompok kontrol atau pembanding yang terdiri dari individu 'sehat' yang tidak memiliki riwayat penyakit mental, psikosis, gangguan perilaku, atau kondisi sistem saraf lainnya. Variabel demografi dimasukkan sebagai kovariat.

Data pencitraan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencitraan resonansi magnetik fungsional (MRI) keadaan istirahat dan gambar struktur berat T1. Ini telah diproses sebelumnya sebelum dianalisis. Volume materi abu-abu relatif (GMV) dan indeks fungsional seperti amplitudo pecahan fluktuasi frekuensi rendah (fALFF), korelasi lokal (LCOR), dan korelasi global (GCOR) dihitung.

Kelompok individu dengan depresi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat menggunakan dua sampel, uji t dua sisi, dan perhitungan ukuran efek.


Temuan

Penelitian ini melibatkan 20.484 orang yang memenuhi satu atau lebih kriteria paparan depresi seumur hidup mereka dan 25.462 kontrol kesehatan. Orang dengan riwayat depresi sebagian besar berjenis kelamin perempuan (61,7%), rata-rata berusia 64 tahun, dan memiliki rata-rata pendidikan 16,7 tahun. Kelompok kontrol cenderung tidak berjenis kelamin perempuan (44,7%), rata-rata berusia 65 tahun, dan berpendidikan 17 tahun (rata-rata).

A, Masks indicate the number of criteria met (eg, mask 1 indicates meeting 1 criterion; mask 5, meeting 5 criteria). Effect sizes were calculated in all depression stratum–mask pairs. B, The dark element indicates that the column contains corresponding criteria. Other blocks show the effect size values (Cohen d). Red indicates increased imaging measures in depression group, and blue indicates reduced imaging measures in depression group. CIDI-SF indicates Composite International Diagnostic Interview Short Form; fALFF, fractional amplitude of low-frequency fluctuations; GCOR, global correlation; GMV, gray matter volume; ICD-10, International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision; LCOR, local correlation.

Dibandingkan dengan kelompok kontrol kesehatan, terdapat perbedaan signifikan dalam pengukuran struktural dan fungsional untuk penderita depresi, termasuk pengurangan GCOR, LCOR, dan FALFF secara konsisten. Namun pada GMV tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Perubahan fungsional dicatat di otak kecil, korteks prefrontal, korteks temporal tengah, korteks parietal, korteks oksipital, dan fusiform gyrus.

Perubahan LCOR dan fALFF tercatat pada girus postcentral dan precentral bilateral, sedangkan penurunan GCOR diamati pada insula, pre-cuneus, korteks lingual, korteks temporal superior, dan korteks temporal inferior tengah. Besaran dampak sebagian besar konsisten dengan temuan ini.


Kesimpulan

Para peneliti secara sistematis menilai hubungan antara ukuran fungsional dan struktural otak dan paparan depresi seumur hidup. Pengamatan luas menunjukkan bahwa penerapan definisi depresi yang berbeda menyebabkan perbedaan dalam perubahan struktural dan fungsional; namun, penerapan definisi yang lebih ketat akan menghasilkan dampak fungsional yang lebih tinggi, namun tidak berdampak struktural.

Pertimbangan penting adalah bahwa, di antara kriteria tersebut, penggunaan antidepresan sangat berkorelasi dengan diagnosis depresi, sehingga membatasi interpretasi sebab akibat dari perubahan yang telah diamati. Namun, depresi diobati tidak hanya dengan pengobatan tetapi juga dengan terapi psikologis seperti stimulasi dan pendekatan perilaku kognitif.

Hasil ini menunjukkan bagaimana hasil pencitraan yang diamati dipengaruhi oleh definisi depresi yang diterapkan. Para peneliti mungkin menggunakan definisi yang tidak terlalu ketat agar tidak mengurangi ukuran sampel dan kehilangan kekuatan statistik, namun hal ini dapat menyebabkan berkurangnya perubahan pencitraan yang diamati terkait dengan depresi.

Eksplorasi lebih lanjut harus menyelidiki bagaimana kriteria yang lebih ketat dapat diterapkan dengan fokus pada definisi depresi mana yang paling bermanfaat untuk meningkatkan pengobatan dan hasil depresi.


Journal reference:

Lifetime exposure to depression and neuroimaging measures of brain structure and function. Wang, X., Hoffstaedter, F., Kasper, J., Eickhoff, S.B., Patil, K.R., Dukart, J. JAMA Network Open (2024). doi:10.1001/jamanetworkopen.2023.56787, https://jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2815247

No comments