Breaking News

Kesehatan usus terkait dengan perkembangan Alzheimer, penelitian menunjukkan diet sebagai terapi potensial

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, tim peneliti di Australia melakukan tinjauan untuk memahami keanekaragaman mikrobioma usus pada tingkat spesies dan perannya dalam patologi penyakit Alzheimer. Mereka juga menyelidiki bagaimana unsur perancu seperti prebiotik dan probiotik serta pola makan mempengaruhi berbagai tahap penyakit Alzheimer.

Latar belakang

Penyakit Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan gangguan kognitif progresif yang berdampak pada kehidupan dan fungsi sehari-hari. Gangguan kognitif ini mempengaruhi kemampuan seperti pengambilan keputusan, ingatan, pemecahan masalah, berpikir, dan mobilitas, sering kali disertai dengan perubahan kepribadian yang drastis. Penurunan kognitif ini disebabkan oleh pembentukan plak amiloid-beta dan hiperfosforilasi kekusutan neurofibrillary tau, yang juga mengakibatkan peradangan.

Studi terbaru juga menemukan bahwa mikrobioma usus-poros otak berperan penting dalam mempengaruhi risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi dan berbagai penyakit neurodegeneratif, termasuk penyakit Alzheimer. Individu dengan gangguan kognitif ringan dan penyakit Alzheimer ditemukan memiliki indeks keragaman mikrobiota usus yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol yang sehat.

Berbagai faktor seperti usia, genetika, pola makan, dan penggunaan antibiotik diketahui berdampak pada mikrobioma usus, dan memahami interaksi antara faktor-faktor ini, mikrobioma usus, dan potensi kaitannya dengan penyakit Alzheimer dapat membantu dalam identifikasi awal individu yang berisiko. mengembangkan penyakit ini.

 

Penyakit Alzheimer dan mikrobiota usus

Dalam tinjauan kali ini, para peneliti membahas tingkat kejadian penyakit Alzheimer di seluruh dunia dan di Australia. Mereka juga menyoroti tingkat kejadian demensia dan demensia usia muda serta risiko kematian yang terkait dengan demensia. Penelitian di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa biaya kesehatan tahunan yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan demensia mencapai lebih dari 600 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada tahun 2030.

Tinjauan tersebut juga mencakup apa yang diketahui tentang patologi penyakit Alzheimer, termasuk diskusi rinci tentang pembentukan plak amiloid-beta di otak, dimulai dari daerah neokorteks orbitofrontal, temporal, dan basal dan akhirnya menyebar ke amigdala, ganglia basal, hipokampus, dan diensefalon.

Banyak hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme yang melaluinya peptida amiloid-beta dan kekusutan neurofibrillary tau berkontribusi terhadap degenerasi saraf pada penyakit Alzheimer, seperti hiperfosforilasi kekusutan neurofibrillary tau dan kaskade amiloid. Tinjauan ini memperluas hipotesis ini, serta mekanisme potensial lainnya seperti disfungsi mitokondria, stres oksidatif, dan peradangan saraf.

Studi yang menyelidiki hubungan antara mikrobiota usus dan penyakit Alzheimer telah melaporkan hubungan antara mikroba usus tertentu dan berbagai tingkat biomarker penyakit Alzheimer dalam cairan serebrospinal. Penelitian lain menemukan hubungan antara komposisi mikrobioma usus dan kadar peptida amiloid di otak. Para peneliti mempresentasikan diskusi mendalam tentang penelitian yang ada mengenai hubungan antara mikroba usus tertentu dan berbagai aspek patologis penyakit Alzheimer.

 

Pola makan, mikrobioma usus, dan penyakit Alzheimer

Fakta bahwa pola makan memainkan peran penting dalam mempengaruhi komposisi dan keragaman mikrobioma usus merupakan temuan yang didukung dengan baik. Komposisi mikrobioma usus juga dapat dimodifikasi melalui pola makan tertentu dan konsumsi berbagai suplemen, yang pada gilirannya dapat berdampak pada poros usus-otak dan mempengaruhi patologi penyakit Alzheimer.

Tinjauan tersebut secara ekstensif membahas peran berbagai komponen makanan seperti protein, serat, lemak, dan polifenol serta berbagai pola makan dalam mempengaruhi lingkungan dan komposisi mikrobioma usus. Dilaporkan juga penelitian yang menemukan peningkatan signifikan pada fungsi kognitif pasien penyakit Alzheimer setelah pola makan tertentu seperti diet ketogenik, diet Mediterania, dan diet yang menargetkan hipertensi dan degenerasi saraf.

Para peneliti juga menemukan bahwa meskipun penelitian tentang penggunaan suplemen pra dan probiotik sebagai pilihan terapi untuk penyakit Alzheimer masih terbatas, berbagai penelitian telah melaporkan bahwa penggunaan pra dan probiotik serta kombinasi keduanya dapat memodifikasi perkembangan penyakit Alzheimer dan neuropatologi terkait.

 

Kesimpulan

Ringkasnya, tinjauan ini secara komprehensif mengkaji penelitian yang ada tentang hubungan antara pola makan, mikrobiota usus, dan patologi penyakit Alzheimer. Temuan ini menunjukkan bahwa disbiosis usus sangat terkait dengan perkembangan patologi penyakit Alzheimer dan memberikan peluang potensial untuk terapi non-invasif dan modifikasi risiko.

 

Journal reference:

Dissanayaka, D. M. Sithara, Jayasena, V., Rainey-Smith, S. R., Martins, R. N., & Fernando, W. M. A. D. B. (2024). The Role of Diet and Gut Microbiota in Alzheimer’s Disease. Nutrients, 16(3). DOI 10.3390/nu16030412, https://www.mdpi.com/2072-6643/16/3/412

No comments